Ini buat yang udah pada request modul buat materi IPS SMK Kelas XII semester 1 & 2 bisa langsung di download di bawah ini aja ya.
Beranda › Archives for Januari 2015
Materi IPS MASUKNYA KOLONIALISME DAN IMPERIALISME ASING KE WILAYAH INDONESIA Part 2
A.MASUKNYA
KOLONIALISME DAN IMPERIALISME ASING KE WILAYAH
INDONESIA : PORTUGIS, SPANYOL, VOC-BELANDA DAN INGGRIS
INDONESIA : PORTUGIS, SPANYOL, VOC-BELANDA DAN INGGRIS
2. MASA
KEKUASAAN BELANDA (PRANCIS)
Tahun 1807 – 1811, Indonesia dikuasai oleh Republik Bataaf bentukan Napoleon Bonaparte, penguasa di Prancis (Belanda menjadi jajahan Prancis). Napoleon Bonaparte mengangkat Louis Napoleon menjadi wali negeri Belanda dan negeri Belanda diganti namanya menjadi Konikrijk Holland. Untuk mengurusi Indonesia, Napoleon mengangkat Herman Willem Daendels menjadi gubernur jenderal di Indonesia (1808 – 1811). Tugas utama Daendels adalah mempertahankan Jawa dari serangan Inggris sehingga pusat perhatian Daendels ditujukan kepada pertahanan dan keamanan.
Untuk memperoleh dana, Daendels menjual tanah-tanah kepada orang-orang swasta. Akibatnya, tanah-tanah partikelir mulai bermunculan di sekitar Batavia, Bogor, Indramayu, Pamanukan, Besuki, dan sebagainya. Bahkan, rumahnya sendiri di Bogor dijual kepada pemerintah, tetapi rumah itu tetap ditempatinya sebagai rumah tinggalnya. Tindakan dan kekejaman Daendels tersebut menyebabkan raja-raja Banten dan Mataram memusuhinya.
Untuk menutup utang-utang Belanda dan biaya-biaya pembaharuan tersebut, Daendels kembali menjual tanah negara beserta isinya kepada swasta, sehingga timbullah system tuan tanah di Jawa yang bertindak sebagai raja daerah, misalnya di sekitar Batavia dan Probolinggo. Kekejaman Daendels tersebut terdengar sampai ke Prancis. Akhirnya, dia dipanggil pulang karena dianggap memerintah secara autokrasi dan Indonesia diperintah oleh Jansens.
3. MASA KEKUASAAN INGGRIS
Keberhasilan Inggris mengalahkan Prancis di Eropa menyebabkan kekuasaan Belanda atas Indonesia bergeser ke tangan Inggris. Untuk itulah ditandatangani Kapitulasi Tuntang (1811) yang isinya Belanda menyerahkan Indonesia ke tangan Inggris dari tangan Jansens kepada Thomas Stamford Raffles, seorang Letnan Gubernur Jenderal Inggris untuk Indonesia. Oleh karena itu, beralihlah Indonesia dari tangan Belanda ke tangan Inggris.
Adapun langkah-langkah yang diambil Raffles adalah
a. membagi Pulau Jawa menjadi 16 karesidenan,
b. para bupati dijadikan pegawai negeri,
c. melaksanakan perdagangan bebas,
d. melaksanakan land rente (pajak sewa tanah) dan Raffles menjual tanah kepada swasta,
e. menghapuskan perbudakan, dan
f. kekuasaan para raja dikurangi. Di Yogyakarta, Pangeran Notokusumo diangkat sebagai Paku Alam (1813). Akibatnya, Mataram Yogyakarta pecah menjadi dua, yakni Kasultanan Yogyakarta di bawah HB III dan Paku Alaman di bawah Paku Alam I.
Pada tanggal 13 Agustus 1814, di Eropa ditandatangani Perjanjian London oleh Inggris dan Belanda yang isinya Belanda memperoleh kembali sebagian besar daerah koloninya, termasuk Indonesia. Oleh karena itu pada tahun 1816, Raffles meninggalkan Indonesia dan Belanda kembali berkuasa di Indonesia.
4. MASA KEKUASAAN PEMERINTAH BELANDA
Pada tahun 1830, pemerintah Belanda mengangkat gubernur jenderal yang baru untuk Indonesia, yaitu Van den Bosch, yang diserahi tugas untuk meningkatkan produksi tanaman ekspor, seperti tebu, teh, tembakau, merica, kopi, kapas, dan kayu manis. Dalam hal ini, Van den Bosch mengusulkan adanya sistem tanam paksa. Adapun hal-hal yang mendorong Van den Bosch melaksanakan tanam paksa, antara lain, Belanda membutuhkan banyak dana untuk membiayai peperangan, baik di negeri Belanda sendiri maupun di Indonesia. Akibatnya, kas negara Belanda kosong. Sementara itu, di Eropa terjadi perang Belanda melawan Belgia (1830 – 1839) yang juga menelan banyak biaya.
Tujuan diadakannya tanam paksa adalah untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, guna menutupi kekosongan kas negara dan untuk membayar utang utang negara.Pelaksanaan tanam paksa diselewengkan oleh Belanda dan para petugasnya yang berakibat membawa kesengsaraan rakyat Bentuk penyelewengan tersebut misalnya, kerja tanpa dibayar untuk kepentingan Belanda (kerja rodi) kekejaman para mandor terhadap para penduduk, dan eksploitasi kekayaan Indonesia yang dilakukan Belanda.
Melihat penderitaan rakyat Indonesia, kaum humanis Belanda menuntut agar tanam paksa dihapuskan. Tanam paksa mengharuskan rakyat bekerja berat selama musim tanam. Penderitaan rakyat bertambah berat dengan adanya kerja rodi membangun jalan raya, jembatan, dan waduk. Selain itu, rakyat masih dibebani pajak yang berat,sehingga sebagian besar penghasilan rakyat habis untuk membayar pajak. Sementara itu di pihak Belanda, tanam paksa membawa keuntungan yang besar.
Praktik tanam paksa mampu menutup kas negara Belanda yang kosong sekaligus membayar utang-utang akibat banyak perang. Akhirnya, tanam paksa dihapuskan, diawali dengan dikeluarkannya undang-undang (Regrering Reglement) pada tahun 1854 tentang penghapusan perbudakan. Tanam paksa benar-benar dihapuskan pada tahun 1917. Sebagai bukti, kewajiban tanam kopi di Priangan, Manado, Tapanuli, dan Sumatra Barat dihapuskan.
Setelah tanam paksa dihapuskan, pemerintah Belanda melaksanakan politik kolonial liberal di Indonesia dengan memberikan kebebasan pada pengusaha swasta untuk menanamkan modal di Indonesia. Namun, pelaksanaannya tetap menyengsarakan rakyat karena kebijakan-kebijakan yang dilaksanakan semata-mata untuk kepentingan kolonial Belanda. Belanda tetap melaksanakan cara-cara menguasai bangsa Indonesia dengan perjanjian, perang, dan pemecah belah.
Pelaksanaan politik kolonial liberal ternyata banyak mendatangkan penderitaan bagi rakyat terutama buruh sebab upah yang mereka terima tidak seperti yang tertera dalam kontrak. Akibatnya, banyak buruh yang melarikan diri, terutama dari Deli, Sumatra Utara. Dari kenyataan di atas jelas Belanda tetap masih melaksanakan usaha menindas bangsa Indonesia.
Tahun 1807 – 1811, Indonesia dikuasai oleh Republik Bataaf bentukan Napoleon Bonaparte, penguasa di Prancis (Belanda menjadi jajahan Prancis). Napoleon Bonaparte mengangkat Louis Napoleon menjadi wali negeri Belanda dan negeri Belanda diganti namanya menjadi Konikrijk Holland. Untuk mengurusi Indonesia, Napoleon mengangkat Herman Willem Daendels menjadi gubernur jenderal di Indonesia (1808 – 1811). Tugas utama Daendels adalah mempertahankan Jawa dari serangan Inggris sehingga pusat perhatian Daendels ditujukan kepada pertahanan dan keamanan.
Untuk memperoleh dana, Daendels menjual tanah-tanah kepada orang-orang swasta. Akibatnya, tanah-tanah partikelir mulai bermunculan di sekitar Batavia, Bogor, Indramayu, Pamanukan, Besuki, dan sebagainya. Bahkan, rumahnya sendiri di Bogor dijual kepada pemerintah, tetapi rumah itu tetap ditempatinya sebagai rumah tinggalnya. Tindakan dan kekejaman Daendels tersebut menyebabkan raja-raja Banten dan Mataram memusuhinya.
Untuk menutup utang-utang Belanda dan biaya-biaya pembaharuan tersebut, Daendels kembali menjual tanah negara beserta isinya kepada swasta, sehingga timbullah system tuan tanah di Jawa yang bertindak sebagai raja daerah, misalnya di sekitar Batavia dan Probolinggo. Kekejaman Daendels tersebut terdengar sampai ke Prancis. Akhirnya, dia dipanggil pulang karena dianggap memerintah secara autokrasi dan Indonesia diperintah oleh Jansens.
3. MASA KEKUASAAN INGGRIS
Keberhasilan Inggris mengalahkan Prancis di Eropa menyebabkan kekuasaan Belanda atas Indonesia bergeser ke tangan Inggris. Untuk itulah ditandatangani Kapitulasi Tuntang (1811) yang isinya Belanda menyerahkan Indonesia ke tangan Inggris dari tangan Jansens kepada Thomas Stamford Raffles, seorang Letnan Gubernur Jenderal Inggris untuk Indonesia. Oleh karena itu, beralihlah Indonesia dari tangan Belanda ke tangan Inggris.
Adapun langkah-langkah yang diambil Raffles adalah
a. membagi Pulau Jawa menjadi 16 karesidenan,
b. para bupati dijadikan pegawai negeri,
c. melaksanakan perdagangan bebas,
d. melaksanakan land rente (pajak sewa tanah) dan Raffles menjual tanah kepada swasta,
e. menghapuskan perbudakan, dan
f. kekuasaan para raja dikurangi. Di Yogyakarta, Pangeran Notokusumo diangkat sebagai Paku Alam (1813). Akibatnya, Mataram Yogyakarta pecah menjadi dua, yakni Kasultanan Yogyakarta di bawah HB III dan Paku Alaman di bawah Paku Alam I.
Pada tanggal 13 Agustus 1814, di Eropa ditandatangani Perjanjian London oleh Inggris dan Belanda yang isinya Belanda memperoleh kembali sebagian besar daerah koloninya, termasuk Indonesia. Oleh karena itu pada tahun 1816, Raffles meninggalkan Indonesia dan Belanda kembali berkuasa di Indonesia.
4. MASA KEKUASAAN PEMERINTAH BELANDA
Pada tahun 1830, pemerintah Belanda mengangkat gubernur jenderal yang baru untuk Indonesia, yaitu Van den Bosch, yang diserahi tugas untuk meningkatkan produksi tanaman ekspor, seperti tebu, teh, tembakau, merica, kopi, kapas, dan kayu manis. Dalam hal ini, Van den Bosch mengusulkan adanya sistem tanam paksa. Adapun hal-hal yang mendorong Van den Bosch melaksanakan tanam paksa, antara lain, Belanda membutuhkan banyak dana untuk membiayai peperangan, baik di negeri Belanda sendiri maupun di Indonesia. Akibatnya, kas negara Belanda kosong. Sementara itu, di Eropa terjadi perang Belanda melawan Belgia (1830 – 1839) yang juga menelan banyak biaya.
Tujuan diadakannya tanam paksa adalah untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, guna menutupi kekosongan kas negara dan untuk membayar utang utang negara.Pelaksanaan tanam paksa diselewengkan oleh Belanda dan para petugasnya yang berakibat membawa kesengsaraan rakyat Bentuk penyelewengan tersebut misalnya, kerja tanpa dibayar untuk kepentingan Belanda (kerja rodi) kekejaman para mandor terhadap para penduduk, dan eksploitasi kekayaan Indonesia yang dilakukan Belanda.
Melihat penderitaan rakyat Indonesia, kaum humanis Belanda menuntut agar tanam paksa dihapuskan. Tanam paksa mengharuskan rakyat bekerja berat selama musim tanam. Penderitaan rakyat bertambah berat dengan adanya kerja rodi membangun jalan raya, jembatan, dan waduk. Selain itu, rakyat masih dibebani pajak yang berat,sehingga sebagian besar penghasilan rakyat habis untuk membayar pajak. Sementara itu di pihak Belanda, tanam paksa membawa keuntungan yang besar.
Praktik tanam paksa mampu menutup kas negara Belanda yang kosong sekaligus membayar utang-utang akibat banyak perang. Akhirnya, tanam paksa dihapuskan, diawali dengan dikeluarkannya undang-undang (Regrering Reglement) pada tahun 1854 tentang penghapusan perbudakan. Tanam paksa benar-benar dihapuskan pada tahun 1917. Sebagai bukti, kewajiban tanam kopi di Priangan, Manado, Tapanuli, dan Sumatra Barat dihapuskan.
Setelah tanam paksa dihapuskan, pemerintah Belanda melaksanakan politik kolonial liberal di Indonesia dengan memberikan kebebasan pada pengusaha swasta untuk menanamkan modal di Indonesia. Namun, pelaksanaannya tetap menyengsarakan rakyat karena kebijakan-kebijakan yang dilaksanakan semata-mata untuk kepentingan kolonial Belanda. Belanda tetap melaksanakan cara-cara menguasai bangsa Indonesia dengan perjanjian, perang, dan pemecah belah.
Pelaksanaan politik kolonial liberal ternyata banyak mendatangkan penderitaan bagi rakyat terutama buruh sebab upah yang mereka terima tidak seperti yang tertera dalam kontrak. Akibatnya, banyak buruh yang melarikan diri, terutama dari Deli, Sumatra Utara. Dari kenyataan di atas jelas Belanda tetap masih melaksanakan usaha menindas bangsa Indonesia.
Lanjut ke part 3...
Materi IPS MASUKNYA KOLONIALISME DAN IMPERIALISME ASING KE WILAYAH INDONESIA part 5
A. MASUKNYA
KOLONIALISME DAN IMPERIALISME ASING KE WILAYAH
INDONESIA : PORTUGIS, SPANYOL, VOC-BELANDA DAN INGGRIS
INDONESIA : PORTUGIS, SPANYOL, VOC-BELANDA DAN INGGRIS
Masuknya
Kekuatan Asing dan Berkembangnya kolonialisme dan Imperialisme barat di
Indonesia
a.
Pengertian kolonialisme dan imperialisme
*.
Kolonialisme
Kolonialisme
berasal dari kata “colonus” yang artinya petani. Istilah ini diberikan pada
para petani Yunani yang pindah dari negerinya yang tandus dan pindah ke daerah
lain yang lebih subur. Para colonus tetap menjalin hubungan dengan negara
asalnya, tapi oleh negara asal(induk) daerah tadi dianggap sebagai bagian dari
negara induk dan harus tunduk pada negara asal (mother land). Dari sinilah
muncul awal penjajahan (imperialisme).
Jadi
kolonialisme adalah suatu sistem pemukiman warga suatu negara di
luar wilayah induknya atau negara asalnya. Biasanya daerah koloni terletak di
seberang lautan dan kemudian dijadikan bagian wilayah mereka.
*.
Imperialisme
Berasal dari
kata latin “imperare” yang artinya menguasai.Orang yang menguasai disebut
imperator yang berarti raja atau penguasa. Imperium adalah daerah yang dikuasai
imperator. Imperator menguasai bangsa yang mendiami wilayah imperium dengan
alasan agar mereka merasa lebih aman atau lebih sejahtera. Jadi imperialisme
adalah suatu sistem penjajahan langsung dari suatu negara terhadap negara lain.
Penjajahan dilakukan dengan jalan membentuk pemerintahan jajahan atau dengan
menanamkan pengaruh dalam semua bidang kehidupan daerah yang dijajah.
Walaupun
kolonialisme dan imperialisme berasal dari kata dan pengertian yang berbeda
namun dalam prakteknya berarti satu yaitu penjajahan oleh bangsa satu terhadap
bangsa lain. Kolonialisme lebih diartikan pada proses pembentukan atau
penguasaan wilayah, sedangkan imperialisme lebih diartikan pada praktek
penjajahannya.
b. Masuknya
kekuatan barat dan berkembangnya kolonialisme dan imperialisme
barat di
Indonesia
Latar
belakang pelayaran orang-orang eropa ke dunia timur dimulai dengan peristiwa
dikuasainya kota Konstantinopel(ibukota Romawi Timur) oleh bangsa Turki dalam
perang salib (1453) membawa perubahan besar bagi bangsa eropa. Kesultanan Turki
melarang orang kristen membeli rempah-rempah dari Konstantinopel yang waktu itu
menjadi satu-satunya pusat perdagangan rempah-rempah di eropa. Hal inilah yang
akhirnya memaksa orang orang eropa untuk berlayar ke dunia timur dengan tujuan
mencari sendiri pusat rempah-rempah dunia.
Selain latar
belakang di atas ada juga beberapa faktor yang mempercepat keinginan dari
bangsa eropa untuk mengadakan pelayaran samodera, yaitu :
1. Keinginan untuk membuktikan teori Copernicus
(heliosentris) matahari adalah pusat dunia
2. Keinginan untuk membuktikan teori Galileo Galilei yang
menyatakan bahwa bumi itu bulat
3. Keinginan untuk membuktikan kisah perjalanan Marcopolo
dalam bukunya “Imago Mundi” yang menceritakan keajaiban dan kemakmuran di dunia
timur (Cina)
4. Ditemukannya kompas sebagai alat penunjuk arah dalam
perjalanan
5. Adanya semangat penaklukan (reconquista) terhadap
orang-orang Islam di seluruh dunia
6. Gold : keinginan untuk mencari kekayaan. Kekayaan yang
dicari terutama adalah rempah-rempah
7. Gospel : keinginan untuk menyebarkan agama nasrani.
Bangsa eropa mempunyai tugas suci untuk menyebarkan agama nasrani ke seluruh
dunia
8. Glory : keinginan untuk mencari kejayaan dengan cara
mencari daerah jajahan seluas-luasnya. Terdapat anggapan bahwa daerah jajahan
adalah daerah yang jaya
Negara-negara
pelopor perjalanan ke dunia timur
Masa ketika
negara-negara eropa melakukan perjalanan ke dunia timur dikenal dengan sebutan
abad penjelajahan samodera. Negara-negara yang mempeloporinya adalah Portugis
dan Spanyol. Berikut tokoh-tokohnya :
Portugis :
1. Bartholomeus Diaz (sampai ujung selatan Afrika 1486)
Adalah bangsa
Portugis pertama yang melakukan penjelajahan samudera. Ia melakukan pelayaran
melalui arah timur dengn menelusuri Pantai Barat Afrika yang kemudian sampai di
ujung Afrika selatan. Tapi keinginan Bartholomeus Diaz untuk sampai ke daerah
timur gagal karena kapalnya mengalami kerusakan karena terhempas badai di
Tanjung harapan.
1. Vasco da Gama ( sampai India 1498)
Adalah
penerus Bartholomeus Diaz, dia berlayar mengambil rute dari tanjung harapan
menuju Mozambique dan tahun 1494 sampai di Calicut (India).
1. Alfonso d’ Albuquerque ( sampai Malaka 1511, Maluku
1512)
Adalah orang
Portugis pertama yang sampai di Indonesia dengan melalui rute yang telah dibuat
oleh Bartholomeus Diaz dan Vasco da Gamma dia sampai di Kalaka dan Maluku.
Spanyol :
1. Colombus ( penemu jalan ke Amerika, mendarat di
kepulauan Bahama dan Haiti 1492)
Pelayarannya
dimulai kea rah barat menyeberangi Samudera Atlantik dan berhasil mendarat di
kepulauan Bahama dan menemukan Benua Amerika. Nama Amerika diambil dari nama
pendamping Columbus saat melakukan pelayaran, dia adalah Amerigo Vespucci.
1. Ferdinand de Magelhaenz (pengeliling dunia pertama
1519 – 1522)
Ia berlayar
ke arah barat mengikuti jejak Columbus. Adapun rute yang ditempuh adalah dari
Tanjung Verde (di Lautan Atlantik) menyeberang kea rah selatan hingga mencapai
ujung Benua amerika (Selat Magelhaens). Dari sini dia menyeberangi lautan
Pasifik kea rah barat dan berhasil mendarat ke Pulau Guam. Dari Pulau Guam
pelayaran diteruskan ke Filipina, di Filipina dia mendapat masalah dengan
penduduk local hingga dia tewa (1512). Kemudian pelayaran dilanjutkan oleh Juan
Sebastian del Cano. Mereka singgah di Maluku untuk membeli rempah-rempah dan
dibawa kembali ke Sepanyol. Negara-negara
eropa yang lain seperti Inggris, Perancis, Belanda dll akhirnya mengikuti jejak
Portugis dan Spanyol mengadakan penjelajahan samudera.
Akibat
penjelajahan samudera adalah:
-
ditemukannya benua baru oleh bangsa eropa, seperti Amerika, Australia.
- Munculnya
penjajahan yang dirasakan oleh bangsa pribumi
- Pengenalan
budaya barat kepada penduduk asli
c.
Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia
Secara umum
kedatangan bangsa barat di Indonesia dilatar belakangi oleh adanya kebutuhan
mendesak mencari rempah-rempah, yang kemudian diikuti oleh mencari kejayaan dan
menyebarkan agama (Glory, Gold, Gospel). Bangsa-bangsa barat yang pernah
menjajah Indonesia antara lain : Spanyol, Portugis, Inggris, Perancis (tidak
langsung), Belanda. Spanyol masuk dari Filipina ke Maluku (Tidore) tahun 1521,
Portugis masuk Indonesia dari Malaka ke Maluku (Ternate) 1512.
Belanda
masuk ke Indonesia pada tahun 1596 dengan mendarat di Banten dipimpin oleh
Cornelis de Houtman. Di Indonesia mereka mendirikan VOC (1602).
1.
Bangsa Portugis Menjajah Indonesia
Pada tahun
1512, bangsa Portugis yang dipimpin oleh Fransisco Serrao mulai berlayar menuju
Kepulauan Maluku. Bahkan pada tahun 1521, Antonio de Brito diberi kesempatan
untuk mendirikan kantor dagang dan beneng Santo Paolo di Ternate sebagai tempat
berlindung dari serangan musuh. Orang-orang Portugis yang semula dianggap
sebagai sahabat rakyat ternate berubah menjadi pemeras dan musuh.
2.
Bangsa Spanyol Menjajah Indonesia
Pelaut
Spanyol berhasil mencapai Kepulauan Maluku pada tahun 1521 setelah terlebih
dahulu singgah di Filipina disambut baik oleh rakyat Tidore. Bangsa Spanyol
dimanfaatkan oleh rakyat Tidore untuk bersekutu dalam melawan rakyat Ternate.
Maka pada tahun 1534, diterbitkan perjanjian Saragosa (tahun 1534) yang isinya
antara lain pernyataan bahwa bangsa Spanyol memperoleh wilayah perdagangan di
Filipina sedangkan bangsa Portugis tetap berada di Kepulauan Maluku.
3.
Bangsa Belanda Menjajah Indonesia
Proses
penjajahan bangsa Belanda terhadap Indonesia memakan waktu yang sangat lama,
yaitu mulai dari tahun 1602 sampai tahun 1942. Penjelajahan bangsa Belanda di
Indonesia, diawali oleh berdirinya persekutuan dagang Hindia Timur atau
Vereenigde Oost Indische Campagnie (VOC).
Penjelajah Belanda, Cornelisde Houtman,
mendarat kali pertama di Indonesia pada tahun 1596. Pada tahun 1598, bangsa
Belanda mendarat di Banten untuk kali kedua dan dipimpin oleh Jacob Van
Neck. VOC (Verangde Oost Indische Compagnie)
Setelah Cornellis
de Houtman sampai di Banten tahun 1596 maka pada tahun 1598 Compagnie
Van Verre di Belanda memberangkatkan 8 kapal di bawah pimpinan Jacob Van Neck
dan Warwijk yang membutuhkan waktu 7 bulan sampai di Banten keberhasilan
pelayaran tersebut mendorong keinginan berbagai perusahaan di Belanda untuk
memberangkatkan kapalnya ke Indonesia ada 14 perusahaan yang telah
memberangkatkan 62 kapal. Sementara itu Portugis berusaha keras untuk
menghancurkan mereka.
Atas usul
Johan Van Oldenbarneveld dibentuklah sebuah perusahaan yang disebut Vereemigde
Oost Indische Compagnie (VOC) pada tanggal 20 Maret 1682. Tujuan pembentukan
VOC tidak lain adalah menghindarkan persaingan antar pengusaha Belanda (intern)
serta mampu menghadapi persaingan dengan bangsa lain terutama Spanyol dan
Portugis sebagai musuhnya (ekstern).
Kepemimpinan
VOC dipegang oleh dewan beranggotakan 17 orang yang berkedudukan di Amsterdam.
Oleh Pemerintahan Belanda, VOC diberi oktroi (hak-hak istimewa untuk
menjalankan pemerintahannya sendiri) sebagai berikut :
1.
Dianggap sebagai wakil pemerintah Belanda di Asia
2.
Monopoli perdagangan
3.
Mencetak dang mengedarkan uang sendiri
4.
Mengadakan perjanjian
5.
Menaklukkan perang dengan negara lain
6.
Menjalankan kekuasaan kehakiman
7.
Pemungutan pajak
8.
Memiliki angkatan perang sendiri
9.
Mengadakan pemerintahan sendiri.
Untuk
melaksanakan kekuasaannya di Indonesia diangkatlan jabatan Gubernur Jenderal
VOC antara lain:
|
|
1.
|
Pieter
Both, merupakan Gubernur Jenderal VOC pertama yang memerintah tahun 1610-1619
di Ambon.
|
2.
|
Jan
Pieterzoon Coen, merupakan Gubernur Jenderal kedua yang memindahkan pusat VOC
dari Ambon ke Jayakarta (Batavia). Karena letaknya strategis di tengah-tengah
Nusantara memudahkan pelayaran ke Belanda.
|
Setelah
berpusat di Batavia, VOC melakukan perluasan kekuasaan dengan pendekatan serta
campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan di Indonesia antara lain Mataram,
Banten, Banjar, Sumatra, Gowa (Makasar) serta Maluku. Akibat hak monopoli yang
dimilikinya. VOC memaksakan kehendaknya sehingga menimbulkan permusuhan dengan
kerajaan-kerajaan di Nusantara. Untuk menghadapi perlawanan bangsa Indonesia
VOC meningkatkan kekuatan militernya serta membangun benteng-benteng seperti di
Ambon, Makasar, Jayakarta dan lain-lain.
Bagaimana
cara Belanda memperoleh monopoli perdagangan di Indonesia? Cara yang
dilakukan VOC adalah:
|
|||
1.
|
|
||
Perhatikan
Kapal hongi pada gambar di atas! Hongi adalah nama jenis perahu di Maluku
yang bentuknya panjang dipakai untuk patroli laut Belanda yang didayung
secara paksa oleh penduduk setempat.
|
|||
2.
|
Melakukan Ekstirpasi yaitu
penebangan tanaman, milik rakyat. Tujuannya adalah mepertahankan agar harga
rempah-rempah tidak merosot bila hasil panen berlebihan (over produksi).
Ingat hukum ekonomi!
|
||
3.
|
Perjanjian
dengan raja-raja setempat terutama yang kalah perang wajib menyerahkan hasil
bumi yang dibutuhkan VOC dengan harga yang ditetapkan VOC. Penyerahan wajib
disebut Verplichte Leverantien
|
||
4.
|
Rakyat
wajib menyerahkan hasil bumi sebagai pajak, yang disebut dengan istilah Contingenten
|
Seiring
dengan perubahan permintaan dan kebutuhan di Eropa dari rempah-rempah ke
tanaman industri yaitu kopi, gula dan teh maka pada abad 18 VOC mengalihkan
perhatiannya untuk menanam ke tiga jenis barang komoditi tersebut. Misalnya
tebu di Muara Angke (sekitar Batavia), kopi dan teh daerah Priangan (prianger
stelsel).
Dalam
melaksanakan pemerintahan VOC banyak mempergunakan tenaga Bupati. Sedangkan
bangsa Cina dipercaya untuk pemungutan pajak dengan cara menyewakan desa untuk
beberapa tahun lamanya.
Pada
pertengahan abad ke 18 VOC mengalami kemunduran karena beberapa sebab
sehingga dibubarkan.
|
|
1.
|
Banyak
pegawai VOC yang curang dan korupsi
|
2.
|
Banyak
pengeluaran untuk biaya peperangan contoh perang melawan Hasanuddin dari
Gowa.
|
3.
|
Banyaknya
gaji yang harus dibayar karena kekuasaan yang luas membutuhkan pegawai yang
banyak
|
4.
|
Pembayaran
Devident (keuntungan) bagi pemegang saham turut memberatkan setelah pemasukan
VOC kekurangan
|
5.
|
Bertambahnya
saingan dagang di Asia terutama Inggris dan Perancis.
|
6.
|
Perubahan
politik di Belanda dengan berdirinya Republik Bataaf 1795 yang demokratis dan
liberal menganjurkan perdagangan bebas.
|
Berdasarkan
alasan di atas VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan hutang 136,7
juta gulden dan kekayaan yang ditinggalkan berupa kantor dagang, gudang,
benteng, kapal serta daerah kekuasaan di Indonesia.
Lanjut Bab B...
Materi IPS MASUKNYA KOLONIALISME DAN IMPERIALISME ASING KE WILAYAH INDONESIA part 4
A. MASUKNYA
KOLONIALISME DAN IMPERIALISME ASING KE WILAYAH
INDONESIA : PORTUGIS, SPANYOL, VOC-BELANDA DAN INGGRIS
INDONESIA : PORTUGIS, SPANYOL, VOC-BELANDA DAN INGGRIS
Perkembangan
kekuasaan bangsa Eropa di Indonesia
- Kekuasaan
Bangsa Portugis di Indonesia ( 1511-1641)
Pada tahun 1511, Malaka berhasil direbut oleh bangsa Portugis dibawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque,dengan demikian bangsa Portugis dapat mengadakan perdagangan langsung dengan daerah-daerah di Indonesia seperti Ternate, Ambon, Banda, dan Timor. Bangsa Portugis berusaha menanamkan kekuasaannya di daerah Maluku dengan tujuan agar dapat memonopoli perdagangan rempah-rempah. Tindakan Portugis yang sewenang-wenang dan bertindak kejam menimbulkan pertentangan antara rakyat Maluku dengan bangsa Portugis.Kekuasaan Portugia yang berlangsung dari tahun 1511-1641 meninggalkan peninggalan-peninggalan kebudayaan seperti bahasa, kesenian ( seni musik keroncong), penggunaan nama-nama yang meniru nama-nama orang Portugis, dan juga benda-benda peninggalan berupa meriam-meriam yang diberi nama Nyai Setomi (Solo), si Jagur ( Jakarta ), dan Ki Amuk (Banten). Selain itu bangsa Portugis menyebarkan agama Katolik oleh seorang Missionaria bernama Fransiscus Xaverius. - Kekuasaan
VOC ( Kompeni Belanda ) di Indonesia
Bangsa Belanda memulai pelayarannya pada tahun 1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman dan sampai di wilayah Banten dengan tujuan untuk berdagang. Dari Bandar Banten, pelaut Belanda melanjutkan pelayarannya kea rah timur dan berhasil membawa rempah-rempah dalam jumlah yang cukup banyak.Sejak keberhaslannya itu, para pedagang Belanda semakin ramai dating ke Indonesia yang menyebabkan timbulnya persaingan diantara para pedagang Belanda. Untuk mengatasinya, pemerintah Belanda membentuk kongsi dagang yang diberi nama VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) pada tahun 1602. - Tujuan dibentuknya VOC adalah :
- menghindari persaingan antarpedagang Belanda
- memperkuat kedudukan Belanda dalam menghadapi Portugis dan Spanyol
- mencari keuntungan sebesar-besarnya.
- Hak istimewa VOC :
- hak monopoli perdagangan
- hak octrooi, yaitu hak untuk mencetak dan mengedarkan uang sendiri
- hak ekstirpasi, yaitu hak untuk mengurangi hasil produksi rempah-rempah
- hak mengadakan perjanjian, memungut pajak, memiliki angkatan perang, mendirikan benteng, dan hak untuk menjajah.
Pada awalnya
VOC berpusat di Banten, tahun 1618 Jan Pieterzoon Coen mendirikan benteng di Jayakarta, tahun 1619 Jan Pieterzoon Coen mendirikan kota baru yaitu Batavia
setelah Jayakarta di baker, dan Batavia dijadikan sebagai pusat kekuasaan
Belanda di Indonesia.
Pada awal
abad ke-18, VOC mengalami kemunduran yang disebabkan oleh:
- Banyak pegawai VOC yang korupsi.
- Persaingan dagang dangan prancis dan inggris.
- Perdagangan gelap yang meraja lela.
- Hutang VOC yang semakin besar.
- Penduduk Indonesia banyak yang miskin.
- Anggaran belanja yang besar untuk gaji pegawai.
Tanggal 31
Desember 1799 pemerintah Belanda membubarkan VOC.
Indonesia di
bawah pemerintahan kerajaan Belanda
Setelah di
bubarkan,segala hak dan kewajiban diambil alih oleh pemerintah Republik
Bataafshe sampai th 1807,tahun 1807 diganti menjadi kerajaan Holland oleh
Kaisar Napoleon Bonaparte (Perancis) dan menunjuk adiknya Raja Louis Napoleon
untuk memerintah Kerajaan Holland. Raja Louis Napoleon mengangkat Hernan Willen
Daendels sebagai Gubernur Jendral di wilayah Indonesia, tugasnya adalaj
mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris. Tindakan yang dilakukan
Daendels adalah:
- Membangun ketentaraan dan mendirikan pabrik senjata.
- Membangun jalan pos dari Anyer sampai Panarukan.
- Membangun pelabuhan laut di Merak dan Ujung Kulon.
- Bupati seluruh Jawa dijadkan pegawai negeri.
- Perbaikan gaji dan pemberantasan korupsi.
Dibidang
ekonomi, untuk mengisi kas Negara yang kosong, di lakukan beberapa cara, yaitu:
- Kewajiban menanam kopi
- Pelaksanaan kerja rodi
- Penjualan tanah kepada pengusaha swasta ( tanah partikelir )
- Menetapkan contingenten: pajak penyerahan hasil bumi
Lanjut Ke Part 5...
Langganan:
Postingan (Atom)